Sunday, December 28, 2008

Pria Lebih Cepat Mati?

Di Amerika Serikat dan hampir semua negara lainnya, kaum pria umumnya meninggal tujuh tahun lebih dahulu dibanding kaum wanita dan ternyata ini tidak hanya berlaku pada manusia. Dari kera, burung kenari, sampai katak, "Penelitian mengungkapkan bahwa lebih panjangnya umur betina tampaknya sesuatu yang universal dalam zoologi," ungkap William R. Hazzard, M.D., ketua Department of Internal Medicine di Bowman Gray School of Medicine of Wake Forest University, Winston-Salem, North Carolina.

Sejauh ini belum ada ahli yang bisa memastikan dan menerangkan mengapa hal itu terjadi. Namun para peneliti mempunyai sejumlah teori tentang mengapa wanita umumnya meninggal pada usia 79 tahun, sedangkan pria sudah mendahului sekitar usia 72 tahun.

Merokok dan gaya hidup keras adalah salah satu faktor menentukan bagi kaum pria. Mereka memang lebih menyukai keduanya walaupun sekarang pria perokok mulai berkurang sedangkan wanita perokok bertambah.

Penyebab yang paling utama menurut teori para ahli adalah pria lebih lekas menderita akibat penyakit. Pria di bawah usia 50 tahun dua kali lebih mungkin meninggal akibat penyakit jantung ketimbang wanita pada usia yang sama, terutama karena hormon testosteron, yang tidak memberikan perlindungan sama terhadap kelebihan kolesterol seperti estrogen. Pria juga lebih berpeluang menderita stroke, kanker atau penyakit-penyakit mematikan lain pada usia lanjut.

Sudah barang tentu nasib juga ikut berperan, tetapi pada umumnya Anda dapat mengatasi sebagian besar penyebab-penyebab yang lain. Dengan gaya hidup yang benar, Anda dapat meminimumkan kerusakan yang telah dijadwalkan oleh gen-gen Anda. Atau bahkan menghindar dari sakit sama sekali, maka Anda dapat hidup lebih lama, lebih sehat dan lebih bahagia sekian dasawarsa lebih banyak dibanding yang tercantum dalam statistik.

Usia Dan Wanita

Wanita. Beda usia, maka berbeda pula tantangannya. Anda berada di usia berapa?

Dua Puluhan Yang Luar Biasa

Di usia 20-an, wanita keluar dan merasa siap untuk menghadapi dunia. Lulus kuliah, cari kerja yang baik dan jelas sudah tidak tinggal lagi bersama orang tua. Mimpi di kepala begitu besar, dan begitu semangat untuk menjadi seorang yang mandiri. Tapi kadang kalau ini tidak bisa dikendalikan, akan banyak kendala yang harus dihadapi. Dari masalah percintaan, persaingan kerja di dunia nyata, sampai kurangnya disiplin untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan. Karena itu, di usia ini setiap orang harus belajar untuk mencari sebanyak-banyaknya ilmu untuk bisa mengatasinya.

Salah satu hal yang juga harus diperhatikan wanita di usia 20-an ialah menjaga kesehatannya. Makan sembarangan, kopi sampai tak terbatas, tidur bergadang, terlalu banyak keluar malam dan hal-hal sejenisnya sungguh meresahkan. Pasalnya, ini adalah usia awal yang menjadi dasar seperti apakah wanita itu akan tampak 20-30 tahun kemudian. Jika di usianya ini mereka menyia-nyiakan kesehatan, maka mereka akan menuai hasilnya kemudian.

Di usia inilah kebiasaan baik atau buruk dikembangkan. Jika Anda bangun siang, berhati-hatilah karena itu bisa terbawa seterusnya. Jika Anda biasakan untuk selalu punya waktu olahraga, maka kebiasan ini pun bisa terus terjaga. Jadi pilihan ada di tangan Anda.

Tiga Puluhan Yang Menantang

Di usia tiga puluhan rata-rata wanita usdah memiliki suami dan anak. Selain itu karir pun semakin menyibukkan. Tubuh mulai menyesuaikan diri dalam masa perpindahan dari total kencang ke arah penuaan. Tak jarang wanita dalam keadaan ini mulai tak lagi memperhatikan kesehatannya. Bagaimana bisa?

Tapi saat inilah wanita harus mulai hati-hati. Kalau kulit tidak dipelihara dengan benar, penuaan bisa berjalan makin cepat, diikuti tubuh melar, wajah stress, penurunan gairah seksual dan sebagainya. Padahal, kalau bisa dikelola dengan baik, umur tiga puluhan adalah puncak kehidupan dimana kemapanan harus berpadu dengan kesehatan dan menikmati hidup serta pergaulan. Ini saatnya dimana gaya makan keluarga diubah dari serampangan ke pola food combining misalnya. Kekencangan tubuh juga bisa dipelihara dengan menjadi pelanggan salon dan tempat fitness yang setia.

Selain itu, sempatkan diri untuk melakukan check up total akan kesehatan Anda, dari ujung rambut ke ujung kaki.

Empat Puluhan Yang Seru

Ini waktunya untuk tidak membiarkan api itu mati. Takut tua memang menjadi momok. Tapi dalam usia ini, hidup yang seru itu dimulai. Berkejaran dengan tubuh yang mulai tidak kooperatif, intinya wanita harus tetap merasa nyaman dengan tubuhnya, percaya diri dan memperlakukannya dengan super istimewa. Jangan lelah ke gym dan salon. Jangan lupakan makanan sehat. Tetap juga ceria dan gembira supaya wajah tetap segar, tidak kelihatan tua.

Wanita di usia ini biasanya sangat fokus. Kalau mereka bekerja, karir akan menjadi segalanya. Kalau mereka yang sudah berkeluarga, pertumbuhan anak akan menjadi prioritas. Akibatnya, kesahatan yang menjadi korban. Malas ini dan itu. Apalagi menyangkut hubungan dengan suami. Malas menjalin hubungan yang terlalu erat dengan suami menjadi kesalahan terbesar. Padahal ini waktunya mulai memanaskan kembali aktifitas seksual supaya tetap sehat! Jangan mau umur 40 malah menjadi usia yang penuh dengan kekuatiran dan penuaan. Stay young dan fit.

Lima Puluhan Yang Fantastis

Wanita lima puluhan pasti sudah begitu matang dan dewasa. Tapi ini bertabrakan dengan hadirnya naik turun emosi dan hormon yang tidak bisa ditebak. Bagi yang menikah muda, ini waktunya anak-anak sudah tumbuh dewasa dan meninggalkan rumah. Belum lagi wanita dengan usia ini menghadapi ketakutan terbesar banyak wanita yaitu berkerut dan menopause. Selama menopause, ovarium mulai berhenti berproduksi. Akibatnya, banyak sekali! Belum lagi jika ia menderita penyakit seperti tekanan darah tinggi atau asam urat. Tidak ada yang lebih tidak menyenangkan ketimbang berada di kondisi tersebut. Tapi kematanganlah yang membuktikan kuat tidaknya ia berada di sana.

Tetap menjadi figure yang baik, yang mampu mengatasi naik turun emosi dan hormon yang menyiksa. Tetap tersenyum, bergaya hidup sehat, memiliki komunikasi yang baik dengan suami, keluarga dan lingkungan, serta tetap rajin berolahraga.

Enam Puluhan Atau Lebih Yang Sensasional

Di usia ini, tetap bahagia adalah kunci menghindari stress. Asam garam kehidupan telah dilewati dan menjadi bijaksana adalah buahnya. Anak dan cucu sudah pasti akan mengandalkannya akan pengetahuan kehidupan. Inilah juga waktu menuai gaya hidupnya sejak 20-an. Karena itu, hati-hati dengan penyakit-penyakit yang menyerang. Awasi asupan vitamin dan makanan harian.

Selain tetap bahagia, tetap aktif sangatlah penting. Kalau olahraga sudah agak malas dilakukan, tetaplah aktif di rumah. Bercocok tanam untuk fisik, membaca untuk mempertahankan kerja otak dan berdoa untuk kesehatan rohani. Dan yang paling utama, bersyukurlah setiap waktu untuk panjangnya waktu yang diberikan Tuhan untuk menikmati kehidupan.

Pria Ringan Tangan Pengaruh Psikologis

Bicara mengenai perilaku kekerasan bila dilihat dari pendekatan psikologis, maka termasuk behaviourisme. Mengenai hal itu, psikolog Bondan Seno Prasetyadi memaparkan cara pandangnya.

"Pria ringan tangan (gemar memukul) didasari oleh bentuk perilaku manusia yang dimulai dari dua sudut pandang, baik dan buruk. Kalau dilihat pada kekerasan fisik itu, maka hal tersebut berlandaskan pada psikis seseorang. Yaitu faktor kepribadian yang membentuk seseorang dari lingkungan," kata Bondan.

Dijelaskan oleh Bondan, pria ringan tangan biasanya memiliki pengalaman buruk sebelumnya dalam hidup mereka. Misalnya pernah melihat orangtua mereka melakukan hal serupa, sehingga di sini ada proses copying (meniru) atau modeling (mengidolakan).

"Faktor-faktor tersebut yang mendasari alasan mereka jadi ringan tangan. Karena hal itu membuat mereka masuk pada kondisi kognitif yang membuat mereka selalu ingin mengulanginya lagi. Alasan mereka melakukannya kembali karena hal itu menyenangkan," jelas psikolog lulusan Universitas Guna Dharma itu.

Selain alasan psikis, ternyata masih ada faktor lain yang membuat kaum Adam itu selalu berperilaku demikian. Menurut konsultan SDM di beberapa perusahaan ini, hal lainnya itu adalah faktor hormonal.

Dijelaskan olehnya, faktor hormonal dapat memengaruhi seorang pria untuk meluapkan kesedihan maupun kebahagiaan mereka. Bila penyebab perilaku kekerasan itu dari faktor hormonal, maka agak berat tahap penyembuhannya karena harus melakukan terapi atau treatment khusus.

"Ternyata tak hanya wanita yang memiliki siklus yang jelas setiap bulannya, pada pria pun ada. Siklus pria pada pertengahan bulan dimulai dari tanggal 17 sampai 23 per bulan. Di mana seorang pria tengah puncak-puncaknya mengalami kelelahan dan keletihan atau dalam istilah psikologinya burn out," beber staf pengajar di Fakultas Hukum di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Dalam kondisi demikian, sambungnya, maka metabolisme pria tidak akan berjalan baik dan mengalami saluran darah yang tidak baik pula. Kondisi inilah yang akhirnya memicu pria berperilaku menyimpang dan selalu menghadapi segala hal dengan cara kekerasan.

Tak hanya itu saja, lanjut Bondan, faktor lain yang dapat membuat pria cenderung ringan tangan disebabkan oleh gaya hidup yang salah. Baik itu dari makanan, sering stres, jarang berolahraga, maupun faktor lainnya.

"Kesemua faktor itulah yang mendasari alasan pria ringan tangan. Namun, hal-hal seperti ini tidak boleh ditinggalkan begitu saja karena kalau kondisi ini berulang terus dan dibiarkan saja, maka akan menjadi tabiat yang sudah mendarah daging," bebernya dengan nada serius.

Perilaku kekerasan yang dibiarkan, masih menurut Bondan, akan mempertaruhkan hubungan rumah tangga. Salah satu akibatnya ialah mengubah anak-anaknya berperilaku menyimpang seperti gay (suka sesama lelaki) atau lesbi (suka sesama wanita).

Bahkan bila tidak seperti itu, tambahnya, maka efek yang akan diterima ialah akan membuat anak-anak mereka lebih agresif daripada anak-anak lain di usianya. Hal ini disebabkan adanya proses copying dari orangtuanya.

"Bila pria sudah menunjukkan tabiatnya yang ringan tangan semenjak masa pacaran, maka jangan menjadi orang yang lemah dengan alasan cinta atau mengharapkan perubahan pada mereka, karena hal itu tidak akan terjadi. Maka sebaiknya langsung jauhi mereka sejak dini," imbuhnya mengakhiri pembicaraan.

Jadi, buat Anda pria yang sering ringan tangan, bertobatlah. Dan buat Anda yang sedang pacaran dengan pria yang seperti itu, turuti nasehat dari Bondan Seno jika Anda tidak ingin menderita.

Wanita, Uang Bukan Sumber Kebahagiaan

Ketika resesi sedang melanda seluruh dunia, orang yang menaruh rasa aman dan kebahagiaanya pada harta benda serta uangnya tergoncang. Namun sebuah penelitian menemukan bahwa kebanyakan wanita tidak menjadikan uang sumber kebahagiaannya.

Suatu penelitian yang dilakukan secara global oleh Marketing and Information Firm Nielsen, menemukan perbedaan mengenai ukuran kebahagiaan antara kaum laki-laki dengan perempuan. Kaum laki-laki mengaku merasa lebih bahagia bila memiliki banyak uang. Sementara menurut kaum perempuan kebahagian itu bisa ditemukan dalam suatu hubungan, baik hubungan persahabatan, hubungan dengan anak-anak, rekan kerja ataupun dengan sang atasan di kantor.

Survey yang dilakukan secara online sejak bulan April 2008 ini, melibatkan 28.153 responden di 51 negara.

Hasil penelitian menunjukan, bahwa kaum perempuan yang berada di 48 negara merasa lebih bahagia bila dibandingkan dengan kaum laki-lakinya. Sementara para laki-laki yang mengaku merasa bahagia hanya mendominasi di tiga negara saja, yaitu Brazil, Afrika Selatan dan Vietnam.

"Faktor ekonomi bukan penyebab utama perempuan merasa bahagia. Mereka memperoleh kebahagiaan diluar dari faktor tersebut. Ini menjelaskan secara umum mengapa hampir semua perempuan di belahan dunia lebih merasa bahagia dibandingkan dengan kaum laki-lakinya," ucap Bruce Paul, yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Menurut hasil penelitian tersebut, secara global ada 3 hal utama yang mendorong munculnya kebahagiaan, diantaranya kondisi keuangan, kesehatan mental serta tingkat pekerjaan atau karier. Kepuasan dengan pasangan juga merupakan salah satu faktor terpenting yang menunjang kebahagiaan.

Untuk urusan kesehatan, rata-rata kaum adam merasa bahagia dengan kondisi fisik dan mentalnya dibandingkan dengan kaum hawa. Ini diakui oleh para laki-laki di sejumlah negara seperti Belgia, Korea Selatan, Meksiko, Norwegia, Spanyol, Swedia, Mesir, dan Israel. Sementara di Jepang, perempuan lebih optimis dalam memandang masa depan, berbanding jauh dengan para laki-lakinya yang memprediksi kebahagiaannya di masa krisis ini, hanya akan berlangsung hingga 6 bulan ke depan.

Selain mengukur tingkat kebahagiaan seseorang, Lembaga Penelitian Nielsen juga melihat tingkat kebahagiaan suatu negara.

Litunia dan Indonesia, merupakan negara yang menganggap faktor keuangan dan pekerjaan adalah hal terpenting yang bisa membuat mereka bahagia. Sementara Afrika Selatan dan Venezuela menduduki posisi terakhir yang menganggap uang adalah sumber kebahagiaannya.

Hasil survey juga menyebutkan bahwa tingkat kebahagiaan suatu negara dipengaruhi oleh pendapatan yang merata, rendahnya tingkat korupsi serta perdamaian.

Menopause Pria

Menopause Pria

Menopause pada pria. Mitos atau fakta? Hal ini menjadi perdebatan begitu banyak orang, termasuk di antara kaum pria sendiri apakah menopause pria itu benar-benar ada atau tidak. Pertama-tama, bersiaplah untuk mendengar kebenaran bahwa pria juga mengalami menopause. Jadi, bukan hanya para wanita saja yang akan mengalaminya, walaupun memang tidak semua pria harus mengalami hal ini. Mereka yang hidup benar sejak mudanya ditinjau dari segala aspek tidak perlu memusingkan hal ini.

Menopause pada pria dikenal dengan andropause(andro berarti pria ; pause berarti berhenti). Hal ini tidak melulu berbicara tentang perubahan kemampuan reproduksi seseorang, tetapi melibatkan perubahan-perubahan hormonal dan psikologis yang dialami oleh pria berusia antara 40-55 tahun. Hal ini dapat terlihat secara fisik, tetapi sebenarnya berdimensi sosial bahkan spiritual.

Terdapat perbedaan antara menopause pada wanita dengan andropause. Menopause wanita adalah statis, dimana hormon estrogen yang bertanggung jawab terhadap kewanitaannya berhenti berproduksi. Sedangkan pada andropause, hormon testosterone yang bertanggung jawab terhadap kepriaannya tetap berproduksi tetapi menurun drastis. Inilah sebabnya, seorang pria tiba-tiba menjadi lemah dalam segi seksual atau lainnya. Kebingungan pun melanda. Sisi kekuatan pria diserang.

Gejala seorang pria mengalami andropause ialah mudah tersinggung, sering uring-uringan tanpa sebab yang jelas, berkeringat pada malam hari dan gampang menjadi lelah. Ciri-ciri fisiknya ialah kulit tampak lebih kering dan bersisik di bagian tangan dan kaki, serta terdapat bintik merah di bagian siku, kulit kadang terasa panas terbakar, kemudian terdapat kemunduran fungsi seksualitas. Bila semua itu sedang dirasakan, bisa jadi andropause sedang Anda alami.

Hal ini kadang menakutkan bagi pria yang tidak tahu dan tidak siap menghadapinya. Mereka cenderung menjadi panik dan mulai mencari-cari cara penyelesaiannya sendiri. Inilah saat dimana mereka bisa menjadi makin kacau dan benar-benar menimbulkan krisis dalam posisinya sebagai seorang ayah, kakek atau suami. Belum lagi ditambah keadaan jaman modern, dimana tuntutan keuangan dan karir ikut menambahkan tekanan yang dialami. Maka jadilah ini suatu problem yang sangat serius bagi dirinya pribadi maupun orang-orang di sekitarnya.

Sebenarnya, krisis setengah baya seperti inilah yang harus diantisipasi sejak awal. Kalau memang ini harus terjadi pada seorang pria misalnya, cara pandangnya terhadap masalah itulah yang harus dibereskan. Pria itu harus sadar bahwa memang semua orang akan menjadi tua dan dia harus mengucap syukur karena itu. Uban adalah mahkota, bukan petaka. Pria yang tahu betul siapa dirinya seharusnya dalam keadaan sadar bahwa hidupnya sedang berada di masa ia benar-benar menjadi panutan, sehingga tidak justru menerima ketuaannya dengan berlaku over acting seperti anak muda.

Dalam usia rawan andropause, seorang pria harus memperhatikan bagaimana ia hidup:

Pertama dari segi jasmani. Makanan harus diperhatikan, karena dalam keadaan seperti ini, penyakit dapat dengan mudah mulai menyerang. Jangan mengkonsumsi obat-obatan berbentuk apapun yang katanya dapat mengembalikan semangat muda kembali, karena efek yang berlaku biasanya justru akan menambah benang kusut. Kegiatan olahraga harus terus dijalani dengan tidak menyentuh alkohol apalagi rokok.

Kedua dari segi sosial. Pria harus mulai bersosialisasi dengan lebih luas dalam lingkungannya. Ikut pelayanan atau bakti sosial akan sangat baik efeknya. Seorang pria yang berkeluarga juga harus mulai memperbaiki hubungan dengan anak dan istri, bukannya justru menjadi renggang. Pulihkan hubungan yang buruk, saling introspeksi diri dan saling terbuka, serta meningkatkan kadar komunikasi dua arah yang positif.

Ketiga dari segi rohani. Semua buku yang membahas tentang andropause akan menyarankan pria untuk kembali melihat pada hubungannya dengan Tuhan. Ini bukan hanya nasehat belaka. Inilah esensi kehidupan. Bahwa sejak seseorang dilahirkan sampai masa tuanya, ada panggilan hidup tertinggi dalam kehidupan seseorang. Panggilan yang lebih tinggi dari hanya ‘sekedar' menjadi pekerja, menjadi ayah atau suami, tetapi menjadi makhluk Tuhan yang Ia ciptakan segambar dan serupa dengan-Nya dan dipanggil untuk menggenapi rencana-Nya. Itu adalah arti hidup yang sebenarnya.

Dengan berada pada posisi ini, maka andropause sekalipun tidak akan lagi menjadi masalah penting dalam kehidupan seorang pria. Setuju?

Pria Boros, Cenderung Gonta-ganti Pasangan

Pria Boros, Cenderung Gonta-ganti Pasangan

Sebuah survey yang dilakukan oleh Daniel Kruger dari University of Michigan’s School of Public Health menemukan hubungan antara kebiasaan pria menggunakan uang dan pola mereka membangun hubungan.

Dari 400 orang yang mengikuti survey tersebut ditemukan bahwa pria yang lebih boros, ataupun jarang menabung dan sering berhutang memiliki kecenderungan untuk sering berganti-ganti pasangan dan lebih ingin mengencani banyak wanita.

Sebaliknya, pria yang mengatur keuangannya dengan baik, merupakan pria kecenderungan lebih setia terhadap pasangannya.

Hingga saat ini, belum ditemukan hubungan antara masalah penganturan keuangan dan pola membangun hubungan ini terhadap responden wanita.

Mungkin, para pria yang mengatur keuangannya dengan baik, lebih berpikir panjang untuk melakukan sesuatu, termasuk dalam hal membangun hubungan. Sedangkan para pria yang boros, adalah sebaliknya. Mereka lebih mengikuti kata hati, tanpa berpikir panjang lebih dulu. Benarkah hal ini? Anda mungkin bisa membuat percobaan Anda sendiri dengan memperhatikan orang-orang disekitar Anda.